Mbah Kakung dari kauman
Tulangnya terasa keras dibawah kulitnya yg kasar lunak
Dibopong menuju mesjid lewat gang sempit asfal berdebu
“Mau ketemu semua temannya nanti di sorga, kan, ‘nak”?
Memar hitam di jidutnya umumkan imannya yang menggebu.
Langkah-langkahnya lamban tidak pasti tapi tak mengalah
Hidung tua peka sangat dilindungi parfum tebal
“Ikut ke sorga nanti dengan orang muslim, sebaiknya jangan salah”.
Lewat rumah-rumah berjendela tutup, hatinya terbuka, dari seram kebal.
Di gerbang halaman mesjid dia berangkat tanpa disandang
Menuju tempat dimana hatinya akan tinggi melayang
“Taka apa juga,” bibirnya bergerak lamban
“Berahlak baik, berbuat baik, orang muslich juga oleh Allah disayang.”