SAJAK: Tebet II

Tiga antenna televisi mekar bagai kembang bertaman di atap,
bunyi palu tukang pukul kayu, tiba-tiba aku nengok menatap
Genting merah coklat, gang aspal sesempit satu mobil, tembok abu-abu,
di halaman rumah dengan pemandangannya, bersama teman sehidup, berlabuh.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s