Tiga orang Indonesia yang saya pernah kenal dari dekat dan yang sudah meninggalkan kita. (maafkaan kata-kata yang terlalu sederhana dalam menangkap orang-orang ini.)
Secara kronologis –
Orang pertama
syairnya mengepal tinggi di atas panggung
suaranya lantang lembut marah meriam
terungkap, realitas buruk malu tak kepalang tanggung
jiwa kita bangkit, bergerak, tidak terima diam
Kedua
ketawanya menular meski tertahan
rokoknya tak lepas, batuk ancam mengisi ruang
kata-katanya tajam menyuburi lahan
sejarahnya yang ditulis senjata berjuang
Ketiga
charmingnya melayani semua yang datang
analisanya lengkap jawab semua pertanyaan
kritiknya pedas seperti cabe rawit matang
buku terbit terus peluru anti-kekuasaan